Kamis, 12 September 2013

Merindukan Senyuman Cantik



Tak ingin sesekali memikirkannya atau hanya sebatas mengingat. Sama sekali tak ingin. Sungguh aku tak menginginkannya. Terlalu sakit, terlalu sulit untuk aku bisa menerimanya. Terlalu menorehkan luka yang mendalam hingga terlalu sulit untuk menyembuhkannya. Mungkin ingin rasanya menangis, teriak sekencang mungkin ketika selalu terbesit ingat-ingata tentang itu. Ya aku benar benar menginginkan melupakan itu dan aku benar-benar merindukan senyuman cantik yang dengan ikhlas ku berikan hinggaorang yang berada di sampingku merasa bahagia. Bukan senyuman yang hanya untuk terlihat cantik tapi senyuman yang membuatku benar-benar cantik sungguh aku benar-benar merindukannya. Sungguh aku merindukan di saat aku bisa tertawa lepas, tersenyum lebar untuk orang- orang tersayang terkasih di sampingku. Senyuman yang jika aku menebarkannya aku sendiri merasa bahagia dan bangga, aku sendiri merasa orang tercantik, aku sendiri merasa aku menjadi orang yang benar-benar berarti karena senyumanku. Bukan senyuman yang sekedar sedikit menunggingkan bibir, hingga warna putih gigi kelihatan, bukan hanya senyuman yang ketika aku berada dalam kesepian aku ingin meneteskan air mata. Sungguh aku ingin membuangnya jauh-jauh. Aku ingin senyuman ikhlas, tulus, bahagia, banggaku kembalialam kesepian aku ingin meneteskan air mata. Sungguh aku ingin membuangnya jauh-jauh. Aku ingin senyuman ikhlas, tulus, bahagia, banggaku kembali. Tuhan, bantu aku kembalikan semuanya. Bahkan bukan hanya senyuman cantikku yang aku inginkan tetapi senyuman ikhlas, bahagia dari orang-orang terkasih. Orang-orang yang selalu ada untukku, orang-orang yang dengan sabar ada disisiku, orang-orang yang menaruh harapan besar, impian besar untukku. Tuhan, aku inginkan itu semua. Aku percaya akan kuasaMu aku percaya atas segala sekenarioMu. Aku yakin aku akan bertemu dengan orang-orang salah terlebih dahulu sebelum aku bertemu dengan orang-orang yang baik untukku. Tapi terlalu berat untukku Tuhan. Inggin rasaNya aku mengakhiri semuanya, ingin rasaNya aku putar kembali waktu yang cepat berputar ini. Aku merindukan senyum-senyum dari orang yang berarti untuk hidupku. Sungguh aku menginginkannya Tuhan. Terlalu sulih untukku untuk bisa menerima ini semua. Aku yakin, aku tau ini merupakan teguran dariMu karena begitu besar rasa cintaMu pada hambaMu ini. Tetapi kenapa harus membuat sakit orang-orang yang ada  di sekitarku ya Tuhan.

23 agustus 2012



Ketika semua perlahan menjauh dan berharap untuk menghilang, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan. Apakah aku harus mencari tali untuk mengikatnya erat-erat, menahanmu pergi, atau ku coba ikhlaskan semuanya dan berharap dapatkan yang terbaik. Oh Tuhan, aku terlalu sering dihadapkan dengan kejadian ini tapi aku belum juga bisa menemukan jawaban yang mampu membendung semua kecamuk dalam otakku ini. Ku berharap dapatkan jawaban dalam seketika itu, tapi tak mungkin, ini membuktikan aku yang tak sabaran. 
Kenapa dalam istanaku sekarang penuh dengan kegelapan. Istana yang diharapkan mampu menjadi surga dikala hidup di dunia menjadi teramat gelap dan tak mampu ku merasakan keindahan yang ada. Haruskah aku langsung mengharapkan surga yang sesungguhnya. Tapi tak menjamin pula aku bisa menjamahnya, aku yang kotor dengan segala tingkah lakuku. Aku yang sudah sering meninggalkanMu, aku bertamu, mengadu di saat aku dalam kegelapan. Dimana aku di saat terang? Apakah aku datang dan mengadu? Oh diriku ini. Pantaslah hatimu selalu gundah, Tuhan mengharapkanmu untuk selalu ingat kepadaNya. Dan itu pula kewajibanmu. Tuhan memberimu lika-liku ini hanya untuk menjadikanmu wanita yang kuat, wanita yang mampu menjadi wanita sesungguhnya.
Cobalah ambil hikmah dari segala yang ada. Jangan kau pergi meninggalkan ini semua demi egomu, masih banyak yang harrus kamu lakukan. Banyak yang menunggu aksimu. Kamu terlalu berharga untuk diam. Hasilkan karya-karya yang mampu membuatmu menjadi lebih bermakna. Istanamu sekarang mungkin telah gelap gulita. Mampukan kau menjadi lilin kecil yang selalu bersinar terang, walaupun sinarmu kecil? Ayo, bangkit tak boleh seperti ini. Istanamu yang kecil ini hanya sementara redup, tak selamanya akan seperti ini. Dan ambillah apa yang ada, Tuhan memberimu anugrah yang begitu dahsyat, membuatmu menjadi mengerti sebelum saatnya agar kau tak mengulanginya di esok kemudian hari.
Perbaiki dulu dari dirimu sekarang, sebelum kamu menilai orang lain. Banyak orang yang sakit hati karenamu. Banyak yang kecewa dengan sikapmu. Banyak yang tak suka dengan sikapmu. Jadilah orang yang selalu mampu membawa kebahagiaan. Hidupmu pasti kan lebih berarti. Kau harus mampu jaga sikap, dan ucapanmu. Ucapan, itu yang utama. Ingat itu, berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Ucapanmu kadang membuat hidupmu susah sendiri. Tolong jaga ucapanmu. Inget itu.
Istanaku yang aku harap mampu mendengarkan semua keluh kesalku  ternyata tak mampu aku harapkan lagi. Tak kuasa ku memikirkannya, yah memang aku tak harus memikirkannya. Aku harus bisa tegak berdiri sendiri tanpa harus berdiri di atas istanaku ini. Dunia kecilku yang ku harap menjadi istana keduaku ini juga terkadang membuat berdiri tegakku goyah tak berarah, hanya dunia kecil tapi sangat berpengaruh bagi isi ragaku ini.
Satu per satu perlahan membuat isi eagaku ini goncang tak berarah, tak tahu apa yang di mau. Ku takut suatu saat isi ragaku ini tak mampu menampung apa yang ada. Ku tak mau semua yang sudah terjadi selama ini hilang tak menentu.Aku ingin jalan yang lurus, jalan yang seharusnya ku lalui denngan segala konsekuensi yang ada.
Hal yang sudah tak asing lagi dalam hidupku kembali terjadi. Oh Tuhan, apakah ini petunjuk ataukan ini teguran darimu. Maafkan hambamu yang telah jauh dariMu. Sungguh hal kecil yang bermula dari permainan ini tak kunjung sirna menimbulkan banyak kejadiaan yang tak seharusnya terjadi. Tuhan apakah engkau sedang menyiapkanku untuk menjadi wanita yang kuat? Mungkinkah selama aku hidup aku hanya seorang wanita lemah yang tak bisa berbuat apa-apa. OH Tuhan, aku rindu padaMu. Aku rindu di sisiMu. Di sisiMU yang sejuk, tenang, hati ini terasa damai. Perkenankanlah hambaMU ini kembali kepadaMu Tuhan. Aku yang sudah terlanjur berlumur dosa ini ingin berkunjung kekedamaianMU Tuhan. Kedamaian yang sesungguhnya, kekal dan abadi. Kian detik jam berjalan semakin aku tak mengerti arah jalan hiduku, aku bagai sebatang kara yang tak tau apa yang tengah dijalani. Hati ini terlalu kotor untuk mampu merubah yang ada dalam jiwa ini.
Memang rencana Engkau memang lebih sempurna dan terbaik. Ya Tuhan, berilah pentunjukMu, sudah terlalu lama hambaMu ini merasa hati yang selalu goyah. Tak pernah ku bisa mempunyai hati kuatuntuk meyakini. Tuhan, hati ini terlalu lemah untuk merasakan apa yang terjadi sekarang. Istanah kecilku, dunia kecilku seakan menjadi neraka bagiku. Tuhan, kuatkan hati hambaMu ini untuk melewati semua ini. Aku ingin istana kecilku kembali lagi sebagaimana semestinya istana-istana yang lain, ku tak meminta lebih seperti istana-istana yang megah dan indah, cukup istana itu mampu mengindahkan hatiku ini.  Dunia kecilku yang kali ini menjadi segalanya bagiku telah berubah menjadi neraka, yang benar-benar membakar hati ini sewaktu-waktu kapan saja ia inginkan.. Oh Dunia kecilku, dunia impianku di masa depan, apa yang terjadi padamu sekarang? Kenapa kau perlakukanku seperti ini, kau cabik2 hati ini, kau runtuhkan semua angan-angan yang sudah menari di awang-awang. Oh Tuhan kenapa Dunia kecilku yang mampu menghangatkan kedinginan hati ini semakin membuat hatiku dingin membatu? Tuhan, rencanaMu sungguh indah, kau kuatku melaluiorang-orang terdekatku. Tuhan, mampukan aku melewati semua ini? Tuhan, aku takut hati ini terlalu lemah untuk menghadapi semua yang ada. Otak  ini kacau untuk dapaat mencerna semua yang ada.
Ketika Dunia kecilku mulai goyah, aku masih punya istana yang masih berdiri kokoh. Tapikenapa ketika istanahkugoyah, Dunia kecilku tidak kokoh berdiri? Ia malah ikut tergoyahkan, ia malah membuat semakin goyah. Tuhan, aku ingin keluar dari semua ini Tuhan.
Aku hanya ingin hati ini mendapatkan ketenangan. Cukup satu itu Tuhan.
Alhamdulillah, nikmat yang begitu banyak n tak terhingga telah engkau limpahkan dalam hidupku Tuhan. Tapi kenapa begitu pilu yang ku rasakan Tuhan...
Dua bangunan kokoh dalam istanaku sepertinya tak kuat menahan angin yang begitu kencang menerpa istanaku. Aku yang tak terpengaruh dengan angin itumenjadi pilu dibuat. Ku harus bagaimana Tuhan. Dunia kecilku sekarang mulai menjadi semak berduri yang perlahan-lahan tak habis-habisnya melukai raga ini. Aku takut pikiranku kacau, hatiku goyah.. Tak kuat menerima anugrahmu yang indah ini Tuhan.
23 Agust-12
Ketika semua sudah terlanjur berubah, kehidupan ini perlahan membuatku tambah menyiksa. Istana kecilku kembali memancarkan sinarnya perlahan. Tapi kenapa dunia kecilku makin redup sinarnya. Tuhan tolong aku..

Sabtu, 22 September 2012

PelangiTak Berwarna


Pelangi, terbayang dalam benak kita seburat warna merah, seburat warna kuning, seburat jingga dan seburat warna-warna yang lain. Begitu indah kita lamunkan dalam angan kita. Angan syang selalu dapat menceritakan semua hal yang tak bida dalm nyata kita temukan. Yah, hanya dalam benak.
Suatu ketika saat ku mulai beranjak ke level umur kepada dua kurang angka 1, ku temukan fenomena hidup yang tak biasanya aku jamah. Yah, di pagi buta ketika ku terbangun dari angan mimpiku, ku buka jendela kamarku ketika cahaya-cahayaNya berusaha mengintipku melalui celah-celah jendelaku. Akhirnya cahayanya pun tak lagi penasaran untuk melihatku. Ku siapkan hati dan senyum ini untuk menyambut hari pagi penuh ceria. Usai ku bertatapp muka dengan cahayaMu, cahaya terangMu yang mampu memberikan asa pada umatMu. Yah, aku pun mendapatkan asa dari cahayaMu ini. Asa-asaku mulai ku bangun kembali, asa-asa pagi buta yang masih membekas karan mimpi-mimpiku dalam malammu. Asa yang bisa memberikan semangat bagiku. Asa-asa yang kembalimemberikan semangat untukku ketika ku mulai merasa tak bisa bersyukur atas anugerahmu. Yah, Asa dan asa yang akupunya saat ini.
Perlahan ku pandangi dinding indahmu dengan penuh asa, penuh harapan, penuh impian, yang suartu saat aku berharap dapat meraihnya. Dengan cermat, teliti, dengan sepenuh hati aku memandang dindingmu, ku temukan keindahan-keindahan yang penuh dengan misteri, keindahan-keindahan yang membuatku kagum, oh keindahan yang membuatku bahagia. Belum setengah dinding ku pandangi, aku melihat dan merasakan dinding-dindingmu yang begitu membuatku begitu pilu. Membuatku untuk berpikir keras agar dapat mengartikannya. Begitu keras aku berusaha, apakah ini? Apakah? Apakah ini Tuhan? Aku tak mampu mengartikannya, bukankah ini anugrahMu? Mengapa hambamu ini tak mampu mengartikannya. Aku coba satu demi satu dari buratan-buratan indahMu yang kini terasa sama itu ku artika. BuratanMu yang penuh dengan perbedaan dalam keindahan itu ternyata membuatku begitu lemah. Aku tak mampu mengartikannya Tuhan, aku tak mampu. Beribu langkah, beribu cara aku pikirkan berharap mendapat secerca cahaya dari dindingmu yang awalnya penuh dengan cahaya itu kini kelam tak berirama. Semua terasa gulita, semua terasa begitu menusuk hati, terasa begitu memporak porandakan otak ini. Tuhan, aku tak mau jiwa ini goyah karna cahayaMu itu. Aku tak mampu untuk mengartikannya Tuhan Jiwa ini goyah, hati ini rapuh. Tuhan. Aku perlukan cahaya indahMu.

Senin, 17 September 2012

Kabut-Kabut yang Ku Baca pada Dinding Lemahnya [kini]


Perlahan tapi pasti ku coba mencari-cari apa keluhmu. Ku cari pelosok-pelosok yang sering Engkau singgahi. Ku coba mencari celah dalam semak yang hampir berduri itu. Semak yang dahulu penuh dengan warna keindahan, yang aku pun pernah menanaminya dengan bunga-bunga indah nan wangi. Semak yang mampu menyatukan keberagaman kita semua. Hingga tak jarang kita berebut untuk sampai kepadanya. Oh semak indah... Kenapa engkau sekarang mulai berduri? Perlahan mulai menusuk tukang-tukang kebunmu yang kuat itu. Oh Semak indah, dimana kah keindahanmu sekarang? Hingga telah lama ku tak mengunjungimu sekarang telah berubah menjadi semak yang telah berduri. Ku temukan luka dalam semakmu. Luka yang tak mampu lagi ku menjawabnya dengan logika sehat. Aku pun tak mampu untuk menjawabbnya, aku hanya mampu untuk melihatnya dari celah-celah kecil itu. Mata ini pun tak mampu melihatnya secara utuh. Tak mampu hati ini merasakan apa yang sedang aku alami. Sungguh aku tak mampu. Luka itu pun perlahan sampai pada dinding-dinding yang aku tau dinding itu terbuat dari beton yang sangat kuat. Terlihat kokoh dari kejauhan. Terlihat menawan ketika ku memandanginya dari kjauhan. Tak jarang aku pun mendengar teriakan-teriakan histeris dari para pengagumnya.
Kini ku tak mampu lagi mengartikan semuanya. Ku temukan coretan-coretan pada dinding yang telah terluka. Coretan-coretan indah hanya yang mampu di tulis pada dindingnya ternyata sekarang berubah menjadi coretan-coretan kegetiran. Coratan-coretan yang tak mampu lagi ku artikan. Begitu jelas membuat hati ini sesak, begitu jelas mebuat retina ini tak mampu mengelakaannya lagi, nafas ini pun tak mampu berirama bersama kicauan burung yang terasa amat merdu ketika terdengar. Terasa sebuah bongkahan batu besar menimpa kepalaku ini. Begitu berat ku rasa, membuat otak ini hancur tak bersisa. Wajarlah yang ku rasa otaku tak ada lagi yang bisa untuk berfikir realistis. Semua bertopang pada hati yang sudah ternoda ini. Hati ini tak mampu mengartikan. Hanya butiran-butiran peluh yang mampu mewakili semuanya..
Aku hanya bisa berdoa dalam setiap ibadahku, ya Alloh kuatkanlah dindiingnya, kuatkanlah ya Alloh, Dinding yang dulu kokoh berdiri melindungi. Aku tak mau dinding kokoh ini melemah. Ya Alloh hukumlah hambaMu ini dengan kasih sayangmu yang telah melemahkan dindingnya.
Aku berharap semua akan menjadi lebih baik. Aku ingin kabut-kabut mulai terkalah dengan sinarku.
Bismillahirohmanirohim... Ayoo Ayu pasti BISA !!!

Kamis, 29 September 2011

Perubahan demi suatu Kemenangan

Tak ku pungkiri ini sesuatu yang baru dari diriku..
aku juga tak menyangkal kalau mungkin ini balasan buatku yang dulu sering acuhkan dirimu.
hingga kini ku sadar ternyata aku memang salah...

New Blog

Bismillahirrohmanirrohim buat mengawali blog baruku....