Tak ingin
sesekali memikirkannya atau hanya sebatas mengingat. Sama sekali tak ingin.
Sungguh aku tak menginginkannya. Terlalu sakit, terlalu sulit untuk aku bisa
menerimanya. Terlalu menorehkan luka yang mendalam hingga terlalu sulit untuk
menyembuhkannya. Mungkin ingin rasanya menangis, teriak sekencang mungkin
ketika selalu terbesit ingat-ingata tentang itu. Ya aku benar benar
menginginkan melupakan itu dan aku benar-benar merindukan senyuman cantik yang
dengan ikhlas ku berikan hinggaorang yang berada di sampingku merasa bahagia.
Bukan senyuman yang hanya untuk terlihat cantik tapi senyuman yang membuatku
benar-benar cantik sungguh aku benar-benar merindukannya. Sungguh aku
merindukan di saat aku bisa tertawa lepas, tersenyum lebar untuk orang- orang tersayang
terkasih di sampingku. Senyuman yang jika aku menebarkannya aku sendiri merasa
bahagia dan bangga, aku sendiri merasa orang tercantik, aku sendiri merasa aku
menjadi orang yang benar-benar berarti karena senyumanku. Bukan senyuman yang
sekedar sedikit menunggingkan bibir, hingga warna putih gigi kelihatan, bukan
hanya senyuman yang ketika aku berada dalam kesepian aku ingin meneteskan air
mata. Sungguh aku ingin membuangnya jauh-jauh. Aku ingin senyuman ikhlas,
tulus, bahagia, banggaku kembalialam kesepian aku ingin meneteskan air mata.
Sungguh aku ingin membuangnya jauh-jauh. Aku ingin senyuman ikhlas, tulus,
bahagia, banggaku kembali. Tuhan, bantu aku kembalikan semuanya. Bahkan bukan
hanya senyuman cantikku yang aku inginkan tetapi senyuman ikhlas, bahagia dari
orang-orang terkasih. Orang-orang yang selalu ada untukku, orang-orang yang
dengan sabar ada disisiku, orang-orang yang menaruh harapan besar, impian besar
untukku. Tuhan, aku inginkan itu semua. Aku percaya akan kuasaMu aku percaya
atas segala sekenarioMu. Aku yakin aku akan bertemu dengan orang-orang salah
terlebih dahulu sebelum aku bertemu dengan orang-orang yang baik untukku. Tapi
terlalu berat untukku Tuhan. Inggin rasaNya aku mengakhiri semuanya, ingin
rasaNya aku putar kembali waktu yang cepat berputar ini. Aku merindukan
senyum-senyum dari orang yang berarti untuk hidupku. Sungguh aku
menginginkannya Tuhan. Terlalu sulih untukku untuk bisa menerima ini semua. Aku
yakin, aku tau ini merupakan teguran dariMu karena begitu besar rasa cintaMu
pada hambaMu ini. Tetapi kenapa harus membuat sakit orang-orang yang ada di sekitarku ya Tuhan.
Cerita Perjalananku
Kamis, 12 September 2013
23 agustus 2012
Ketika semua
perlahan menjauh dan berharap untuk menghilang, aku tak tahu apa yang harus ku
lakukan. Apakah aku harus mencari tali untuk mengikatnya erat-erat, menahanmu
pergi, atau ku coba ikhlaskan semuanya dan berharap dapatkan yang terbaik. Oh
Tuhan, aku terlalu sering dihadapkan dengan kejadian ini tapi aku belum juga
bisa menemukan jawaban yang mampu membendung semua kecamuk dalam otakku ini. Ku
berharap dapatkan jawaban dalam seketika itu, tapi tak mungkin, ini membuktikan
aku yang tak sabaran.
Kenapa dalam
istanaku sekarang penuh dengan kegelapan. Istana yang diharapkan mampu menjadi
surga dikala hidup di dunia menjadi teramat gelap dan tak mampu ku merasakan
keindahan yang ada. Haruskah aku langsung mengharapkan surga yang sesungguhnya.
Tapi tak menjamin pula aku bisa menjamahnya, aku yang kotor dengan segala
tingkah lakuku. Aku yang sudah sering meninggalkanMu, aku bertamu, mengadu di
saat aku dalam kegelapan. Dimana aku di saat terang? Apakah aku datang dan
mengadu? Oh diriku ini. Pantaslah hatimu selalu gundah, Tuhan mengharapkanmu
untuk selalu ingat kepadaNya. Dan itu pula kewajibanmu. Tuhan memberimu lika-liku
ini hanya untuk menjadikanmu wanita yang kuat, wanita yang mampu menjadi wanita
sesungguhnya.
Cobalah ambil
hikmah dari segala yang ada. Jangan kau pergi meninggalkan ini semua demi
egomu, masih banyak yang harrus kamu lakukan. Banyak yang menunggu aksimu. Kamu
terlalu berharga untuk diam. Hasilkan karya-karya yang mampu membuatmu menjadi
lebih bermakna. Istanamu sekarang mungkin telah gelap gulita. Mampukan kau
menjadi lilin kecil yang selalu bersinar terang, walaupun sinarmu kecil? Ayo,
bangkit tak boleh seperti ini. Istanamu yang kecil ini hanya sementara redup,
tak selamanya akan seperti ini. Dan ambillah apa yang ada, Tuhan memberimu anugrah
yang begitu dahsyat, membuatmu menjadi mengerti sebelum saatnya agar kau tak
mengulanginya di esok kemudian hari.
Perbaiki dulu
dari dirimu sekarang, sebelum kamu menilai orang lain. Banyak orang yang sakit
hati karenamu. Banyak yang kecewa dengan sikapmu. Banyak yang tak suka dengan
sikapmu. Jadilah orang yang selalu mampu membawa kebahagiaan. Hidupmu pasti kan
lebih berarti. Kau harus mampu jaga sikap, dan ucapanmu. Ucapan, itu yang
utama. Ingat itu, berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Ucapanmu kadang
membuat hidupmu susah sendiri. Tolong jaga ucapanmu. Inget itu.
Istanaku yang aku
harap mampu mendengarkan semua keluh kesalku
ternyata tak mampu aku harapkan lagi. Tak kuasa ku memikirkannya, yah
memang aku tak harus memikirkannya. Aku harus bisa tegak berdiri sendiri tanpa
harus berdiri di atas istanaku ini. Dunia kecilku yang ku harap menjadi istana
keduaku ini juga terkadang membuat berdiri tegakku goyah tak berarah, hanya
dunia kecil tapi sangat berpengaruh bagi isi ragaku ini.
Satu per satu perlahan membuat isi eagaku ini goncang tak berarah, tak tahu apa yang di mau. Ku takut suatu saat isi ragaku ini tak mampu menampung apa yang ada. Ku tak mau semua yang sudah terjadi selama ini hilang tak menentu.Aku ingin jalan yang lurus, jalan yang seharusnya ku lalui denngan segala konsekuensi yang ada.
Satu per satu perlahan membuat isi eagaku ini goncang tak berarah, tak tahu apa yang di mau. Ku takut suatu saat isi ragaku ini tak mampu menampung apa yang ada. Ku tak mau semua yang sudah terjadi selama ini hilang tak menentu.Aku ingin jalan yang lurus, jalan yang seharusnya ku lalui denngan segala konsekuensi yang ada.
Hal yang sudah
tak asing lagi dalam hidupku kembali terjadi. Oh Tuhan, apakah ini petunjuk
ataukan ini teguran darimu. Maafkan hambamu yang telah jauh dariMu. Sungguh hal
kecil yang bermula dari permainan ini tak kunjung sirna menimbulkan banyak
kejadiaan yang tak seharusnya terjadi. Tuhan apakah engkau sedang menyiapkanku
untuk menjadi wanita yang kuat? Mungkinkah selama aku hidup aku hanya seorang
wanita lemah yang tak bisa berbuat apa-apa. OH Tuhan, aku rindu padaMu. Aku
rindu di sisiMu. Di sisiMU yang sejuk, tenang, hati ini terasa damai.
Perkenankanlah hambaMU ini kembali kepadaMu Tuhan. Aku yang sudah terlanjur
berlumur dosa ini ingin berkunjung kekedamaianMU Tuhan. Kedamaian yang
sesungguhnya, kekal dan abadi. Kian detik jam berjalan semakin aku tak mengerti
arah jalan hiduku, aku bagai sebatang kara yang tak tau apa yang tengah
dijalani. Hati ini terlalu kotor untuk mampu merubah yang ada dalam jiwa ini.
Memang rencana
Engkau memang lebih sempurna dan terbaik. Ya Tuhan, berilah pentunjukMu, sudah
terlalu lama hambaMu ini merasa hati yang selalu goyah. Tak pernah ku bisa mempunyai
hati kuatuntuk meyakini. Tuhan, hati ini terlalu lemah untuk merasakan apa yang
terjadi sekarang. Istanah kecilku, dunia kecilku seakan menjadi neraka bagiku.
Tuhan, kuatkan hati hambaMu ini untuk melewati semua ini. Aku ingin istana
kecilku kembali lagi sebagaimana semestinya istana-istana yang lain, ku tak
meminta lebih seperti istana-istana yang megah dan indah, cukup istana itu
mampu mengindahkan hatiku ini. Dunia
kecilku yang kali ini menjadi segalanya bagiku telah berubah menjadi neraka,
yang benar-benar membakar hati ini sewaktu-waktu kapan saja ia inginkan.. Oh
Dunia kecilku, dunia impianku di masa depan, apa yang terjadi padamu sekarang?
Kenapa kau perlakukanku seperti ini, kau cabik2 hati ini, kau runtuhkan semua
angan-angan yang sudah menari di awang-awang. Oh Tuhan kenapa Dunia kecilku
yang mampu menghangatkan kedinginan hati ini semakin membuat hatiku dingin
membatu? Tuhan, rencanaMu sungguh indah, kau kuatku melaluiorang-orang
terdekatku. Tuhan, mampukan aku melewati semua ini? Tuhan, aku takut hati ini
terlalu lemah untuk menghadapi semua yang ada. Otak ini kacau untuk dapaat mencerna semua yang
ada.
Ketika Dunia
kecilku mulai goyah, aku masih punya istana yang masih berdiri kokoh.
Tapikenapa ketika istanahkugoyah, Dunia kecilku tidak kokoh berdiri? Ia malah
ikut tergoyahkan, ia malah membuat semakin goyah. Tuhan, aku ingin keluar dari
semua ini Tuhan.
Aku hanya ingin hati ini mendapatkan ketenangan. Cukup satu itu Tuhan.
Alhamdulillah, nikmat yang begitu banyak n tak terhingga telah engkau limpahkan dalam hidupku Tuhan. Tapi kenapa begitu pilu yang ku rasakan Tuhan...
Dua bangunan kokoh dalam istanaku sepertinya tak kuat menahan angin yang begitu kencang menerpa istanaku. Aku yang tak terpengaruh dengan angin itumenjadi pilu dibuat. Ku harus bagaimana Tuhan. Dunia kecilku sekarang mulai menjadi semak berduri yang perlahan-lahan tak habis-habisnya melukai raga ini. Aku takut pikiranku kacau, hatiku goyah.. Tak kuat menerima anugrahmu yang indah ini Tuhan.
Aku hanya ingin hati ini mendapatkan ketenangan. Cukup satu itu Tuhan.
Alhamdulillah, nikmat yang begitu banyak n tak terhingga telah engkau limpahkan dalam hidupku Tuhan. Tapi kenapa begitu pilu yang ku rasakan Tuhan...
Dua bangunan kokoh dalam istanaku sepertinya tak kuat menahan angin yang begitu kencang menerpa istanaku. Aku yang tak terpengaruh dengan angin itumenjadi pilu dibuat. Ku harus bagaimana Tuhan. Dunia kecilku sekarang mulai menjadi semak berduri yang perlahan-lahan tak habis-habisnya melukai raga ini. Aku takut pikiranku kacau, hatiku goyah.. Tak kuat menerima anugrahmu yang indah ini Tuhan.
23 Agust-12
Ketika semua
sudah terlanjur berubah, kehidupan ini perlahan membuatku tambah menyiksa.
Istana kecilku kembali memancarkan sinarnya perlahan. Tapi kenapa dunia kecilku
makin redup sinarnya. Tuhan tolong aku..
Sabtu, 22 September 2012
PelangiTak Berwarna
Pelangi,
terbayang dalam benak kita seburat warna merah, seburat warna kuning, seburat
jingga dan seburat warna-warna yang lain. Begitu indah kita lamunkan dalam
angan kita. Angan syang selalu dapat menceritakan semua hal yang tak bida dalm
nyata kita temukan. Yah, hanya dalam benak.
Suatu ketika saat
ku mulai beranjak ke level umur kepada dua kurang angka 1, ku temukan fenomena
hidup yang tak biasanya aku jamah. Yah, di pagi buta ketika ku terbangun dari
angan mimpiku, ku buka jendela kamarku ketika cahaya-cahayaNya berusaha
mengintipku melalui celah-celah jendelaku. Akhirnya cahayanya pun tak lagi
penasaran untuk melihatku. Ku siapkan hati dan senyum ini untuk menyambut hari
pagi penuh ceria. Usai ku bertatapp muka dengan cahayaMu, cahaya terangMu yang
mampu memberikan asa pada umatMu. Yah, aku pun mendapatkan asa dari cahayaMu
ini. Asa-asaku mulai ku bangun kembali, asa-asa pagi buta yang masih membekas
karan mimpi-mimpiku dalam malammu. Asa yang bisa memberikan semangat bagiku.
Asa-asa yang kembalimemberikan semangat untukku ketika ku mulai merasa tak bisa
bersyukur atas anugerahmu. Yah, Asa dan asa yang akupunya saat ini.
Perlahan ku pandangi
dinding indahmu dengan penuh asa, penuh harapan, penuh impian, yang suartu saat
aku berharap dapat meraihnya. Dengan cermat, teliti, dengan sepenuh hati aku
memandang dindingmu, ku temukan keindahan-keindahan yang penuh dengan misteri,
keindahan-keindahan yang membuatku kagum, oh keindahan yang membuatku bahagia.
Belum setengah dinding ku pandangi, aku melihat dan merasakan dinding-dindingmu
yang begitu membuatku begitu pilu. Membuatku untuk berpikir keras agar dapat
mengartikannya. Begitu keras aku berusaha, apakah ini? Apakah? Apakah ini
Tuhan? Aku tak mampu mengartikannya, bukankah ini anugrahMu? Mengapa hambamu ini
tak mampu mengartikannya. Aku coba satu demi satu dari buratan-buratan indahMu
yang kini terasa sama itu ku artika. BuratanMu yang penuh dengan perbedaan
dalam keindahan itu ternyata membuatku begitu lemah. Aku tak mampu
mengartikannya Tuhan, aku tak mampu. Beribu langkah, beribu cara aku pikirkan
berharap mendapat secerca cahaya dari dindingmu yang awalnya penuh dengan
cahaya itu kini kelam tak berirama. Semua terasa gulita, semua terasa begitu
menusuk hati, terasa begitu memporak porandakan otak ini. Tuhan, aku tak mau
jiwa ini goyah karna cahayaMu itu. Aku tak mampu untuk mengartikannya Tuhan
Jiwa ini goyah, hati ini rapuh. Tuhan. Aku perlukan cahaya indahMu.
Senin, 17 September 2012
Kabut-Kabut yang Ku Baca pada Dinding Lemahnya [kini]
Perlahan tapi
pasti ku coba mencari-cari apa keluhmu. Ku cari pelosok-pelosok yang sering
Engkau singgahi. Ku coba mencari celah dalam semak yang hampir berduri itu.
Semak yang dahulu penuh dengan warna keindahan, yang aku pun pernah menanaminya
dengan bunga-bunga indah nan wangi. Semak yang mampu menyatukan keberagaman
kita semua. Hingga tak jarang kita berebut untuk sampai kepadanya. Oh semak
indah... Kenapa engkau sekarang mulai berduri? Perlahan mulai menusuk
tukang-tukang kebunmu yang kuat itu. Oh Semak indah, dimana kah keindahanmu
sekarang? Hingga telah lama ku tak mengunjungimu sekarang telah berubah menjadi
semak yang telah berduri. Ku temukan luka dalam semakmu. Luka yang tak mampu
lagi ku menjawabnya dengan logika sehat. Aku pun tak mampu untuk menjawabbnya,
aku hanya mampu untuk melihatnya dari celah-celah kecil itu. Mata ini pun tak
mampu melihatnya secara utuh. Tak mampu hati ini merasakan apa yang sedang aku
alami. Sungguh aku tak mampu. Luka itu pun perlahan sampai pada dinding-dinding
yang aku tau dinding itu terbuat dari beton yang sangat kuat. Terlihat kokoh
dari kejauhan. Terlihat menawan ketika ku memandanginya dari kjauhan. Tak
jarang aku pun mendengar teriakan-teriakan histeris dari para pengagumnya.
Kini ku tak mampu
lagi mengartikan semuanya. Ku temukan coretan-coretan pada dinding yang telah
terluka. Coretan-coretan indah hanya yang mampu di tulis pada dindingnya
ternyata sekarang berubah menjadi coretan-coretan kegetiran. Coratan-coretan
yang tak mampu lagi ku artikan. Begitu jelas membuat hati ini sesak, begitu
jelas mebuat retina ini tak mampu mengelakaannya lagi, nafas ini pun tak mampu
berirama bersama kicauan burung yang terasa amat merdu ketika terdengar. Terasa
sebuah bongkahan batu besar menimpa kepalaku ini. Begitu berat ku rasa, membuat
otak ini hancur tak bersisa. Wajarlah yang ku rasa otaku tak ada lagi yang bisa
untuk berfikir realistis. Semua bertopang pada hati yang sudah ternoda ini.
Hati ini tak mampu mengartikan. Hanya butiran-butiran peluh yang mampu mewakili
semuanya..
Aku hanya bisa
berdoa dalam setiap ibadahku, ya Alloh kuatkanlah dindiingnya, kuatkanlah ya
Alloh, Dinding yang dulu kokoh berdiri melindungi. Aku tak mau dinding kokoh
ini melemah. Ya Alloh hukumlah hambaMu ini dengan kasih sayangmu yang telah
melemahkan dindingnya.
Aku berharap
semua akan menjadi lebih baik. Aku ingin kabut-kabut mulai terkalah dengan
sinarku.
Bismillahirohmanirohim...
Ayoo Ayu pasti BISA !!!
Minggu, 20 November 2011
Kamis, 29 September 2011
Perubahan demi suatu Kemenangan
Tak ku pungkiri ini sesuatu yang baru dari diriku..
aku juga tak menyangkal kalau mungkin ini balasan buatku yang dulu sering acuhkan dirimu.
hingga kini ku sadar ternyata aku memang salah...
aku juga tak menyangkal kalau mungkin ini balasan buatku yang dulu sering acuhkan dirimu.
hingga kini ku sadar ternyata aku memang salah...
Langganan:
Postingan (Atom)